Desa Adat Siangan menyelenggarakan DHARMA SANTI LAN SHANTI PUJA PENYEPIAN CAKA 1947 pada Hari Minggu 6 April 2025 bertempat di Pura Puseh Desa Adat Siangan dihadiri olih Camat Gianyar, Kepala MDA Kecamatan Gianyar, Perbekel Desa Siangan dan Tokoh masyarakat A A Gde Wisnu Murti dan Luh Suciningsih anggota DPRD Kabupaten Gianyar serta seluruh Masyarakat Desa Adat Siangan.
Dharma Santi merupakan ajang pertemuan atau silaturahmi untuk dapat saling memaafkan kesalahan masing-masing serta mengupayakan untuk tidak membuat kesalahan lagi di kemudian hari. Dharma Santi merupakan bagian dari sad dharma atau enam cara umat Hindu dalam menyebarkan ajaran dharma. Dengan pemahaman ini maka diharapkan dalam beragama tak hanya akan terwujud kedekatan makhluk dengan Tuhan, namun juga memunculkan sikap saling menghormati, toleransi dan sekaligus memuliakan alam seisinya. Dalam Hindu juga dikenal ada ajaran tat twam asi yang bermakna aku adalah engkau harus menginspirasi untuk saling menghormati, saling rukun, dan bertoleransi. Dengan inspirasi ajaran tat twam asi tersebut, lanjutnya, sudah sepatutnya umat Hindu memperlakukan orang lain apa pun agama, suku, dan kelas sosialnya secara adil tanpa ada diskriminasi. Menurut Bandesa Adat Siangan Ida Bagus Nyoman Alit S.P mengatakan Perayaan Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947 kali ini tepat menjadi momentum untuk mengimplementasikan ajaran Tri Hita Karana. Ditambahkan Makna Tri Hita Karana dalam perayaan Hari Suci Nyepi selain bertujuan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan juga menjaga hubungan sesama manusia. Tak hanya itu, Tri Hita Karana juga bertujuan memuliakan alam dengan memberinya jeda untuk menata keseimbangannya. Kegiatan Dharma Santi Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru 1947 di Desa Adat Siangan dilaksanakan di Bale Gong Pura puseh Desa Adat siangan pada hari minggu 6 april 2025 mengambil tema ” Mikukuhin Adat Lan Budaya, Ngwangun Tri Hita Karana, Ngulati Patitis Ajeg Bali lan ngardi sutrepti Desa Adat Siangan Gianyar”. Dengan melakukan shanti puja oleh para Pemangku Kahyangan Desa Adat Siangan mendoakan agar Desa Adat Siangan ajeg landuh lan trepti shanti jagadhita. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun Dese Adat Siangan ke depan menjadi lebih baik. diawali dari tingkat ngrestitiang jagat dan isinya, untuk menjaga keutuhan hubungan dengan tuhan, sesama manusia dan lingkungan sehingga terjadi keharmonisan di ketiga unsur tersebut yang membuat semua proses berjalan pada posisinya dan akan tercapai kedamaian kita semua. Darma santi saat ini dirangkai dengan kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan desa adat dengan pemberian perhatian kepada pihak2 yang membutuhkan dan wajib mendapatkan perhatian yaitu : Ngaturang Dana Punia ring Para Pamangku, memberi bantuan Sembako pada Krama Werdha, Serati Desa Adat Siangan, Pecalang, Paiketan Seni Wali, sekaa Sebunan dan Sekaa Shanti. Pada akhir sambutannya Ida Bagus Nyoman Alit mengucapkan terima kasi kepada Perbekel LPD Desa Adat Siangan dan semua pihak yang telah mendukung acara dharma santi ini sehingga bisa berjalan dan mengharapkan acara ini bisa terlaksana setiap tahun.
Sementara Perbekel Desa Siangan Ketut Brata,S.Ap dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan mendukung kegiatan dharma santi ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan bisa diikurti oleh desa adat lainnya yang ada di Desa Siangan. Sementara Camat Gianyar I Nyoman Alit Adnyana dalam sambutannya mengatakan hendaknya antara Desa Adat dan Desa Dinas bisa bersinergi dalam membangun Desa dengan konsep Tri Hita Karana sehingga terjadi keharmonisan dalam membangun desa dan menumbuhkan rasa empati dan bersama sama dalam membangun desa di semua bidang baik parahyangan, pawongan dan Palemahan.
Kepala MDA Kecamatan Gianyar Ngakan Putu Sudibya menekankan pentingnya kepemimpinan yang visioner dalam mengajak masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam berkontribusi dalam membangun desa adat dan bisa menggali potensi desa yang bisa dikembangkan sehingga kedepan desa adat bisa maju dan berkembang bahkan mampu menjadi pelaku dan bukan sekedar menjadi penonton di rumah sendiri Sudibya mengharapkan Masyarakat bisa menyaring dan memilah pengaruh-pengaruh luar yang positif bisa dikembangkan dengan berprinsip kehati-hatian dengan pengaruh globalisasi agar tradisi adat dan budaya bali tetap terjaga. #suarka#